Pardosi, Milton Thorman (2018) Konsep KeTuhanan Agama Kristen dan Agama Islam dalam Pandangan Filsafat Perenial. Jurnal Filsafat Indonesia, 1 (3). pp. 91-103. ISSN 2620-7990

[thumbnail of Konsep KeTuhanan Agama Kristen] Text (Konsep KeTuhanan Agama Kristen)
Konsep keTuhanan Agama Kristen dan Agama Islam dalam pandangan filsafat perenial.pdf

Download (524kB)

Abstract

Agama Kristen dan Agama Islam adalah dua agama yang diturunkan oleh Allah, keturunan
Abraham dan memiliki Kitab Suci yang diwahyukan Allah. Keduanya sama-sama mempercayai
Allah Yang Maha Esa, Sang Pencipta. Tujuan penulisan ini untuk memahami konsep
ketuhanan agama Kristen dan Islam dan memahami refleksi ketuhanan kedua agama tersebut
dalam Filsafat Perenial. Dalam pemahaman agama Kristen, Allah itu Esa yang merujuk kepada
kualitatif. Sementara kata Allah bukanlah nama Oknum yang disembah melainkan gelar karena
kata “Allah” juga digunakan baik kepada sesembahan Bangsa Israel dan Non-Israel. Salah
satu nama Allah dalam Alkitab adalah Yahweh. Sementara dalam pemahaman agama Islam,
konsep Allah adalah Esa merupakan salah satu rukun iman (Tauhid) dan ini merujuk kepada
kuantitatif. Konsep Esa ini adalah monoteisme murni, di mana Tuhan bukan hanya jumlahnya
Esa melainkan sifatnya pun Esa. Perbedaan pemahaman ketuhanan kedua agama tersebut
dapat dilihat melalui Filsafat Perenial di mana Filsafat Perenial merupakan metafisika yang
mengakui realitas Ilahi yang substansial bagi dunia benda, hidup dan pikiran. Filsafat Perenial
memberikan analog tentang Tuhan seperti cahaya matahari yang satu dan ketika ditangkap
oleh prisma memunculkan beraneka macam warna. Itu sebabnya Filsafat Perenial melakukan
dua pendekatan yaitu: Eksoteris yang berfungsi sebagai dasar pijakan pemahaman tentang
Tuhan berdasarkan perkataan Tuhan tentang dirinya melalui wahyu; Pendekatan Esoterik
adalah pemahaman langsung tentang Tuhan melalui penyatuan seluruh potensi kemanusiaan
yang dikenal sebagai “jalan” mistik. Kesimpulannya, agama Kristen dan agama Islam adalah
menyembah Allah yang sama yaitu Allah Yang Maha Esa, Sang Pencipta (Esoterik). Kedua,
kata Esa, dalam pemahaman agama Kristen berarti kualitatif sementara dalam Agama Islam
berarti kuantitaf (Eksoterik). Ketiga, kata Allah dipahami berbeda, yang satu sebagai gelar,
namun bagi yang satu sebagai nama (Eksoterik).

Item Type: Article
Subjects: 100 - Filsafat dan Psikologi > 100 Filsafat > 100 Filsafat dan psikologi
Divisions: Fakultas Filsafat > Ilmu Filsafat
Depositing User: Mr BAA Admin
Date Deposited: 28 Mar 2022 03:35
Last Modified: 28 Mar 2022 03:35
URI: https://repository.unai.edu/id/eprint/97

Actions (login required)

View Item
View Item